
yang sudah 6-7 tahun belum naik.
Pada 21 Januari 2011, di Balai Samudera, Jakarta, saat berpidato hadapan petinggi TNI dan Polri, SBY menyatakan,"Sekarang ini tahun ke enam, ketujuh, kepemimpinan saya, gaji presiden belum naik, iya, itu betul".
Keluhan SBY mengenai gajinya ini bukanlah kali pertama. Pada 04 April 2009, dihadapan para guru, Susilo Bambang Yudhoyono pun sempat mengeluarkan pernyataan yang sama, "Gaji saya belum pernah naik". Ngga apa-apa.
Mungkin, ibarat boomerang efek, curhatan yang di ungkapkan SBY ini, kini membalik menampar wajahnya sendiri. Pasalnya, pro dan kontra dari masyarakat maupun para kritikus atas pernyataannya itu kini mulai pecah. Mulai dari media masa sampai situs jejaring sosial, twitter misalnya, yang didalamnya terdapat "gerakan koin untuk presiden"(Help Presiden Salary).
Kritikan yang pedas kini mulai menyerang dari berbagai kalangan, baik publik, para pengamat politik, maupun kritikus. Yang akhirnya berujung pada pencitraan masyarakat terhadap Sang Presiden.

Selain itu, segala kebutuhan presiden, sampai busanapun semuanya ditanggung oleh negara. Jadi, bahkan para presiden di Indonesia selama ini gajinya hampir tidak tersentuh sama sekali. Namun, mengapa SBY sampai mengeluarkan pernyataan yang menuai kontroversi yang bisa dibilang serius ini. Apa makna dari semua itu? Sebuah motivasikah, atau hanya kesensitivan semata? Mestinya hal itu merupakan hal yang tidak seharusnya diungkapkan dihadapan publik. Hal pribadi yang seharusnya tidak bocor seperti sekarang ini.
Presiden adalah seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang mestinya telah memiliki bekal, kalkulasi politik paling baik. Seorang presiden tak seharusnya perasa atau terlalu sensitif terhadap kritikan-kritikan yang ada. Karena, mungkin saja pernyataan yang dilontarkan oleh SBY mengenai gajinya ini merupakan bagian dari kekesalannya selama ini atas kritik yang bertubi-tubi menyerangnya. Namun kembali lagi, untuk apa jadi pemimpin kalau tidak ingin mendapat kritik ?...
0 komentar:
Posting Komentar